GARA-GARA SALAH MEMBACA METER
Peristiwa yang saya alami ini terjadi sekitar pertengahan bulan Juni tahun 2012 jam 12.30 WITA. Saat itu saya menjabat sebagai Kepala Cabang I, karena pada waktu itu jam istirahat hanya saya dan kasir yang berada dikantor, sedangkan teman-teman saya yang lain ada yang istirahat makan siang dan shalat zuhur.
Dari jendela kaca ruang hublang saya lihat ada pelanggan yang datang suami isteri, suami dengan badannya yang besar tinggi dan rambut cepak seperti anggota TNI sedangkan isterinya lagi hamil muda. Belum lagi dia masuk keruangan bagina Hubungan Langganan sang suami langsung berteriak dengan lantangnya “PDAM penipu, merugikan masyarakat, kerja tidak becus…”
Mendengar ocehannya tersebut, saya persilahkan dia duduk terlebih dahulu dan saya tanyai ada masalah apa dan ada yang bisa saya bantu. Tiba-tiba dia mengambil beberapa lembar rekening air bulan lalu dari sakunya dan melemparkannya dimeja saya dengan berkata “PDAM seenaknya mencatat angka meter tidak sesuai dengan pemakaian sehingga saya membayar banyak” dengan nada suara yang marah, muka yang merah dan tangannya bergetar-getar seolah olah mau menerkam saya.
Saya hanya tersandar dikursi sambil kedua tangan saya kepalkan untuk bersiap-siap menangkis sewaktu-waktu dia mau memukul saya. Kemudian dia mengambil handphone dari dalam sakunya dan memperlihatkan kepada saya foto stiker pembacaan water meter yang ditempel dirumahnya, tapi yang saya lihat kabur/tidak jelas dan saya memintanya untuk memperbesar foto tersebut dan ternyata malah tambah tidak jelas, kemudian cepat-cepat dia memasukkan handphonenya kedalam saku. Bahkan dia dengan lantangnya berbicara “Saya ini mantan anggota ABRI!!! Gara-gara saya memukul komandan maka saya dipecat, Bapak jangan macam-macam dengan saya” gertaknya.
Kemudian sama-sama saya ajak menyaksikan stiker pembacaan water meter yang menempel ditembok teras kantor, dan saya jelaskan kolom bulan, tanggal pembacaan, stan angka meter dan paraf petugas kemudian saya tanya yang manakah yang dibacanya. Lalu dia menunjuk dikolom tanggal yang katanya ditulis lima digit angka yang mana tulisannya masuk hingga ke kolom stan angka meter, seperti yang dicontohkannya pada saat itu adalah angka 11612 tanpa sepasi garis pemisah tanggal, bulan dan tahun.
Maka terpikir dibenak saya jangan-jangan gara-gara pembaca meter menulis tanggal, bulan dan tahun yang tidak dipisah dengan spasi garis seperti 11-6-12, maka dia menganggap itu sebagai angka stan meter. Kemudian saya memerintahkan Kepala Seksi Transmisi-Distribusi yang telah kembali dari istirahat siangnya untuk bersama-sama memeriksa kerumah pelanggan tadi dengan membawa riwayat angka meter dari Januari sampai Juni 2012, sedangkan saya tetap berada di kantor.
Sekitar setengah jam kemudian datanglah Kepala Seksi Transmisi-Distribusi dan menceritakan bahwa angka meter dirumah pelanggan tadi cocok dengan yang ditulis oleh sipembaca meter, angkanya pun sesuai dengan riwayat angka meter serta tidak ada kebocoran instalasi setelah water meter. Kesimpulannya adalah benar apa yang saya curigai sebelumnya bahwa si pelanggan membaca kolom tanggal yang dia kira angka tersebut adalah angka stan meter rumahnya, padahal tulisan tersebut bukanlah angka stan meter melainkan tulisan tanggal, bulan dan tahun yang tidak diberi garis sepasi dan tulisannya sedikit masuk ke kolom stan meter oleh si pembaca meter.
Oleh karena kesalahan pembacaan tersebut sehingga si pelanggan sebelumnya mengira bahwa angkanya menjadi bertambah terus dan semakin membesar dari Januari sampai Juni 2012. Setelah diberi pengertian ketika dirumahnya, pelanggan tersebut pun menyadari kesalahannya sembari menitipkan salam untuk saya melalui teman saya Kepala Seksi Transmisi-Distribusi tadi serta menyampaikan permintaan maaf atas kemarahan dan sikapnya kepada saya.
M.Rizani Noor. ST